Jumat, 20 November 2009

Ahklak Terpuji

Islam adalah agama yang sempurna yang menganut manusia dalam segala aspeknya. Ajaran Islam bukan hanya menganut hubungan vertikal manusia, tetapi juga hubungan horizontal dengan sesamanya. Karena itulah, Islam mengajarkan kepada manusia mulai dari cara makan, minum, tidur, sampai bagaimana mengabdi kepada sang khalik. Sejak awal agama Islam telah menanamkan kesadaran akan kewajiban pemeluknya untuk menjaga sopan santun menunjukan karakteristik kualitas kepribadian seorang muslim.

A. Akhlak Berpakaian
1. Pengertian Akhlak Berpakaian
Pakaian merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana seseorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan seseorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang merusak maupun yang menimbulkan rasa sakit.
Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan oleh seseorang dalam berbagai ukuran dan modelnya baju, celana, sarung, dll.
Tujuan bersifat khusus artinya pakaian yang dikenakan lebih berorientasi pada nilai keindahan yang disesusikan dengan situasi dan kondisi pemakaian.
Tujuan bersifat umum lebih berorientasi pada keperluan untuk menutup atau pun melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi.

2. Bentuk Akhlak Berpakaian
Pakaian menurut pandangan Islam dapat dikatagorikan menjadi dua bentuk, yaitu pertama, pakaian untuk menutupi aurat tubuh yang dalam perkembanganya telah melahir kan kebudayaan bersahaja. Sedangkan yang kedua, pakaian merupakan perhiasan yang menyatakan identitas diri sebagai konsekuensi perkembangan kebudayaan manusia.
Pakaian dalam pengertian untuk menutup aurat memiliki ketenyuana yang jelas, baik ukuran aurat yang harus ditutup ataupun jenis pakaian yang digunakan untuk menutupnya. Berpakaian menutup aurat juga menjadi bagian integral dalam menjalankan ibadah, terutama ibadah shalat, haji, dan umroh. Keberadaan pakaian sebagai fungsi perhiasan sangat menonjol dalam kebdayaan, maka akan semakin berkembang pakaian yang dikenakan, baik dari aspek mode, warna, gaya, variasi, maupun mutunya. Dalam kaitanya dengan kebutuhan berpakaian yang baik dan benar Alloh SWT berfirman:


26.Hai anak Adam,Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.


3. Nilai Positif Akhlak Berpakaian
Setiap muslim diperintahkan untuk memakai pakaian yang tidak hanya berfungsi sebagai perhiasan, tetapi harus juga menjaga kesehatan lapisan terluar dari tubuh kita (kulit). Kulit berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran kuman-kuman, dan panas zat kimia.Dalam kaitanya dengan pemilihan bahan, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat karena memudah kan terjadinya penguapan keringat dan untuk menjaga suhu kesetabilan tubuh agar tetap normal.Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar berpakaian yang baik dan bagus sesuai dengan kemampuanmasing-masing.Dalam pengertian bahwa pengertian bahwa pakaian tersebut dapatmemenuhi hajat tujuan berpakaian, yaitu menutupi aurat, dan keindahan.Terutama, apabila kita akan melakukan ibadah shalat, maka seyognyanya pakaian yang kita pakai itu adalah pakaian yang baik dan bersih (bukan berarti mewah).

4. Membiasakan Akhlak Berpakaian
Islam telah menggariskan aturan-aturan berbusana yang harus ditaati,yakini dalam
Apa yang disebut etika berbusana. Seorang muslim ataupun muslimah dituntut untuk ber- busana sesuai dengan apa yang telah di gariskan dalam aturan. Tidak di benarkan seorang muslim atau muslimah menggunakan busana yang hanya berdasarkan kesenangan, mode, atau adapt yang berlaku di suatu masyarakat, sementara batasan-batasan yang sudah di tentukan agama ditinggalkan.
Sesungguhnya hanya orang munafik yang suka meninggalkan ketentuan berpakai-an yang sudah diatur agama yang diyakini kebenaranya, akibatnya mereka mengabaikan ketentuan akan mendapatkan azab di hadapan Alloh kelak di akhirat.

B. Akhlak Berhias
1. Pengertian Akhlak Berhias
Dalam kehidupan masyarakat modern, berhias sebagai kebutuhan dasar untuk memperelok penampilan diri, baik dilingkungan rumah maupun di luar rumah. Berhias sebagai bentuk ekspresi personal yang menegakan jati diri dan menjadi kebanggaan sese- orang. Secara istilah,berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk dapat mem perindah diridengan berbagai busana, asesoris maupun zat-zat yang dapat memperelok diri bagi pemakainya sehingga memunculkan kesan indah bagi yang menyaksikan serta menambah rasa percaya diri penampilan untuk satu tujuan tertentu.

2. Bentuk Akhlak Berhias
Pada masyarakat yang sudah maju peradabanya, mode berpakaian atau berdandan memperoleh perhatian lebih besar. Berhias dalam pandangan Islam tidak sebatas pada penggunaan pakaian, tetapi menycangkup keseluruhan piranti (alat) aksesoris yang lazim digunakan untuk mempercantik diri, mulai dari kalung, gelang,arloji,anting-anting, dll.
Agama Islam telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan agar setiap muslim mengindahkanya kaidah berhias meliputi sebagai berikut:

Niat berhias hanya untuk beribadah, artinya segala bentuk kegiatan berhias diori- entasikan sebagai bentuk syukur atas nikmat dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Alloh.
Setiap muslim juga dilarang berhias dengan memakai symbol-simbol atau alat-alat yang secara khusus digunakan kaum non muslimin (misalnya salib).
Tidak berlebih-lebihan dalam berhias, dalam arti seorang muslim tidak diperboleh kan berhias melebihi kepatutan araupun kelaziman.
Setiap muslim dilarang berhias seperti cara berhiasnya orang-orang jahiliah atau non muslim, yang berhias sesuka hati tanpa mengindahkan tata aturan agama.
Berhias menurut kezaliman atau kepatutan jenis kelamin, artinya seorang muslim dilartang berdandan yang bertentangan dengan kezaliman atau jenis kelamin.
Menghindari brhias untuk keperluan berfoya-foya ataupun ria karena setan lebih suka orang-orang yang berhias berfoya-foya dan ria.

Agama Islam tela berikan batasan-batasan agar manusia tidak tertimpa bencana karena nalurinya sebab sering kali naluri manusia berubah menjadi nafsu liar yang menyesatkan dan akan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Agama Islam memberikan batasan dalam etika berhias, sebagaiman ditegaskan dalam firman Alloh SWT sebabai berikut:

3. Nilai Positif Akhlak Berhias
Seorang muslim maupun muslimah yang berhias (berdandan) sesuai ketentuan Islam, maka sesungguhnya telah menegaskan jati dirinya sebagai mukim ataupun muslim Mereka telah menampilkan diri sebagai sosok pribadi yang bersahaja yang beribawa dan beribawa sebagai cermin diri yang konsisten dalam berhias secara syariat. Di samping itu, seorang yang berhias secara islami akan merasa nyaman dan percaya diri dengan dandan anya yang telah mendapatkan jaminan halal secara hokum sehingga apa yang sudah dilakukan akan menjadi motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesa- manya. Tidak menimbulkan keangkuhan dan kesombongan karena dandanan yang di ke- nakan merupakan perangkap setan yang harus dihindari.

4. Membiasakan Akhlak Berhias
Berhias ataupun (berdandan) merupakan kebutuhan manusia untuk menjaga dan mengaktualisasikan dirinya menurut tuntututan yang terus dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam kaitanya kegiatan berhias dengan berdandan, maka setiap manusia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan keinginan mengembangkan berba- gai modelmenurut fungsi dan momentumnya. Hal ini sesuai firman Alloh:

31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(Q.S. Al-A’raf)




C. Akhlak Perjalanan
1. Pengertian Akhlak Perjalanan
Menurut KBBI, perjalanan diartikan perihal berjalan atau berpergian dari suatu tempat menuju tempat yang lain untuk suatu tujuan. Secara istilah, perjalanan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar ataupun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki atau pun meninggalkan rumah dengan berjalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud tertentu.
Sejak masa Rosululloh SAW, melakukan perjalanan sudah menjadi masyarakat Arab. Dalam Al-Qur’an surat Al Quraisy, Alloh mengabdikan tradisi masyarakat Arab yang suka melakukuan perjalanan pada musim tertentu untuk berbagai keperluan. Karena itu, tidak heran Islam sebagai satu-satunya mengatur kegiatan manusia dalam melakukan perjalanan, mulai dari masa persiapan melakukan perjalanan, ketika masih berada di rumah, selanjutnya pada saat dalam perjalanan, dan ketika sudah kembali pulang dari suatu perjalanan.

2. Bentuk Akhlak Perjalanan
Islam mengajarkan agar setiap perjalanan yang adalah dilakukan bertujuan untuk mencari ridho Alloh. Rosululloh SAW bersabda: Tidak seorang keluar meninggalkan rumahnya, kecuali di pintu rumahnya ada panj. Sebuah ditangan malaikat dan sebuahnya lagi di tangan setan. Kalau tujuanya kepada apa yang diridhoi Alloh, maka dia diikuti Malaikat dengan panjinya sampai dia pulang ke rumah. Apabila tujuanya di murkai Alloh, maka setan dengan panjinya mengikuti sampai dia pulang ke rumahnya.
(H.R. Ahmad)
Sebagai pedoman, Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan, yaitu sebagai berikut:
Bermusyawarahlah dan Shalat Istikharah
Mengembalikan Hak dan Amanat kepada Pemiliknya
Membawa Enam Benda yang disunahkan Rosululloh SAW
Mengajak istri ataupun anggota keluarganya
Wanita tidak boleh pergi seorang diri
Memiliki kawan pendamping yang saleh
Mengangkat pemimpin rombongan
Berpamitan kepada keluarga serta mohon D’oa
Memilih hari kamis dan Shalat dua rakaat sebelum berangkat
Menolong kawan seperjalanan
Tidak lama meninggalkan Istri
Takbir tiga kali dan berdoa
Jangan pulang mendadak
Shalat dua rakaat

3. Nilai positif Akhlak Perjalanan
Imam Gazali berpendapat bahwa bersafarlah, sesungguhnya dalam safar memiliki beragam keuntungan, keuntungan melakukan perjalanan diantaranya sebagai berikut:
Perjalanan dapat menghibur dari kesedihan
Perjalanan dapat menjadi seorang untuk mencari hasil usaha
Perjalanan dapat mengantarkan seseorang untuk memperoleh tambahan Ilmu
Dengan melakukan perjalanan, maka seseorang akan lebih banyak menganal adab
Perjalanan akan dapat menambah kawan yang baik dan mulia

4. Membiasakan Akhlak Berjalan
Biasakan melakukan perjalanan dengan perhitungan jadwal yang matang, akurat, rinci, dan jelas agendanya. Perjalanan yang disertai dengan agenda yang jelas, maka semua aktivitas yang dilakukan selama perjalanan akan dapat terlaksana dengan baik.
Sebaiknya, jika suatu perjalanan tanpa adanya agenda yang jelas, maka akan cenderung menyia-nyiakan waktu, biaya ataupun energi, dan bahkan akan membukakan celah bagi setan untuk menyesatkan.
Jika telah usai melakukan perjalanan,bersyukur dan renungkanlah segala hal yang Iditemukan dalam perjalanan. Jadikan semua pengalaman sebagai media untuk meningkat kan kesadaran diri agar lebih baik dan bermanfaat dalam menghadapi ujian.

D. Akhlak Bertamu
1. Pengertian Akhlak Bertamu
Menurut KBBI,bertamu diartikan dating berkunjung ke rumah seorang teman atau
Pun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud. Secara istilah, bertamu merupakan kegi- atan mengunjungi rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain dengan tujuan untuk menja- lin persaudaraan ataupun untuk suatu keperluaan lain dalam rangka menciptakan kebersa-maan dan kemaslahatan bersama.

2. Bentuk Akhlak Bertamu
Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah seorang yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Alloh berfirman:

27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

Di samping meminta izin dan mengucapkan salam, hal lain yang perlu di perhati- kan oleh setiap orang yang bertamu sebagai berikut:
Jangan bertamu sembarang waktu
Janganlah terlalu lam
Janganlah melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah tergangu
Kalau disuguhi minumlahatau makanlah hormatilah tamu itu
Hendaklah pamit pada waktu pulang
3. Nilai Positif Akhlak Bertamu
Bertamu sebagai pendekatan terhadap semua orang yang berada dalam wilayah konflik tertentu karean dengan bertamu orang akan semakin terbuka dan bertegur sapa untuk mencari titik temu terhadap berbagai masalah yang dihadapi. Dengan bertamu, seorang akan melakukan diskusi yang baik sikap sportif, dan elegan terhadap sesamanya.
Bertamu sebagai media berdakwah, meningkatkan kualitas diri setiap muslim. Orang yang bertamu dalam menyampaikan kabar dan kebenaran yang diyakini secara ter- buka, demikian pula tuan rumah dapat memahami kabar dan berita kebenaran yang disam paikan seorang tamu. Karena itu, bertamu dianggap sarana yang efektifuntuk berdakwah dan menciptakan kehidupan masyarakat yang bermartabat.

4. Membiasakan Akhlak Bertamu

28. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.


C. Akhlak Menerina Tamu
1. Pengertian Akhlak Menerima Tamu
Menurut KBBI, menerima tamu diartikan kedatangan orang-orang bertamu, mela-wat atau berkunjung. Secara istilah, menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yang lazim dilakukan menurut adat ataupun agama dengan maksud untuk menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk menda-patkan rahmat dan rido dari Alloh.

2. Bentuk Akhlak Menerima Tamu
Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian orang yang sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertamu telah dijamin hak-haknya dalam Ialam. Karena itu menerima tamu merupakan perintah yang mendatangkan kemuliaan di dunia dan akhirat, dan Rosululloh SAW bersabda:

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik dengan tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hen-daklah ia memuliakan tamunya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik dan diam (H.R. Muslim)

3. Nilai Positif Akhlak Menerima Tamu
Setiap orang Islam telah diikat oleh suatu Tata aturan supaya hidup bertetengga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama ataupun suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar undang-undang perjanjian yang mengikat di antara sesame manusia.
Memuliakan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan kemas-lahatan dari Allah ataupun makhluk Nya karena sesungguhnya orangyang berbuat baik akan mendapatkan kemaslahatan dunia ataupun akhirat. Memuliakan tamu dengan peny-ambutan yang menyenangkan dapat membina diri dan menunjukan kepribadian utama.

4. Membiasakan Akhlak Menerima Tamu
Menerima tamu merupakan bagian dari aspek social dalam ajaran Islam yang harus terus dijaga. Menerima tamu dengan penyambutan yang baik merupakan cermin diri dan menunjukan kualitas kepribadian seorang muslim. Seorang muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang datang dengan penyambutan yang penuh suka cita.
Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah harus mengha- dirkan tamu pikiran yang positif terhadap tamu, jangan sampai kehadiran tamu disertai dengan munculnya pikiran negative dari tuan rumah. Sebagai tuan rumah harus sabar dalam menyambut tamu yang datang apapun keadaanya, pada kenyataanya sering meng-ganggu aktivitas yang sedang kita serius. Jangan sampai seorang tuan rumah menunjukan sikap yang kasar ataupun mengusir tamunya.
Seyogyinya seorang muslim harus menunjukan sikap yang baik terhadap tamunya mulai dari keramahan diri dalam menyambut tamu, menyediakan sarana dan pasarana penyambutan yang memadai, serta memberikan jamuan makan dan minum yang memenu hi selera tamu. Syukur sekali menyediakan hidangan yang lezat yang menjadi kesukaan tamu yang datang. Jika hal tersebut dapat dilakukan secara baik, maka akan menjadi tolak ukur kemuliaan tuan rumah.

Tasawuf

Tasawuf
Dan (juga) orang-orang gaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.

yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak Hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya Hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

A. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia. Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut pan-dang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang bertuhan.
Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia fan memusatkan perhatianya hanya kepada Alloh SWT. Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, tasawuf dapat didefinisi-kan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Jika dilihat dari sudut pandang manu sia sebagai makhluk yang bertuhan, tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaran fitrah yang dapat mengarahkan jiwa agar tertuju pada kegiatan-kegiatan yang dapat menghung-kan manusia dengan Tuhan.

B. Sumber Dasar Ajaran Tasawuf
Tasawuf bersumber pada dasar ajaran Islam karena dipraktekan oleh Nabi Agung Muhammad SAW,dan para sahabatnya. Ajaran Islam menganutkehidupan yang bersifat lahiriyah atau jasadiyah dan kehidupan yang bersifat batiniyah. Pada unsur kehidupan yang bersifat batiniyah itulah lahir tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perha tian yang sangat besar dari sumber ajaran Agama Islam. Yakini Al-Qur’an dan As-Sunah sertya praktik kehidupan Nabi SAW dan para sahabatnya.

C. Maqomat dalam Tasawuf
Maqomat dalam tasawuf ialah zuhud,taubat,wara,kefakiran,sabar,tawakal,dan rido
1. Zuhud
Zuhud berarti tidak ingin terhadap sesuatu yang bersifat keduniawian. Orang yang zuhud lebih mengutamakan kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal abadi dari pada mengejar kehidupan di dunia yang fana.
2. Taubat
Taubat yang dimaksud kalangan sufi ialah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan diaertai janjiyang sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut. Kemudian, diikuti dengan melakukan amal kebajikan.
3. Wara
Wara berarti saleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa, atau menjauhi diri dari hal-hal yang tidak baik.
4. Kefakiran
Fakir basanya diartikan sebagai orang yang berhajat,butuh atau orang miskin.
5. Sabar
Sabar berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Alloh, tenang ketika mendapatm cobaan, dan menampakan sikap cukup.
6. Tawakal
Tawakal adalah penyerahan seorang diri seorang hamba kepada Alloh.
7. Rido
Rido berarti rela, senang, atau suka. Harun Nasution mengatakan bahwa rido ber- arti tidak menentang qodo dan qodar Alloh SWT.

D Peranan Akhlak dengan Tasawuf
Para ahli Ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf menjadi tiga bagian:
Tasawuf Falsafi adalah pendekatan rasio atau akal pikiran.
Tasawuf Akhlaki adalah pendekatan akhlak yang terdiri dari takhali (mengosong-kan diri dari akhlak yang buruk),tahalli menghiasinya dengan akhlak yang terpuji, dan tajalli terbukanya dinding penghalang antera manusia dengan Tuhan.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dengan Alloh. Hubungan yang dimaksud adalah mempunyai makna dengan penuh kesadaran bahwa manusia sedang berada dihadap Alloh. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komunikasi antara dialog roh manusia dengan Alloh.

E Perilaku Tasawuf
1. Mahabbah
Mahabbah berarti mencintai secara mendalam atau kecintaan yang mendalam.
2. Makrifat
Makrifat berarti mengetahui Alloh dari dekat.

F Peran dan Fungsi Tasawuf dalam Kehidupan Modern
Inti sari ajaran tasawuf bertujusn memperoleh hubungan langsung dengan Alloh sehingga seorang merasa berada dihadirat-Nya. Salah satu kecenderungan itu ialah Islam lebih berfungsi sebagai ajaran etika akibat proses modernisasi dan skularisasi yang secara berlahan-lahan hanya memberikan peluang yang sangat kecil.

Akhlak Tercela

Akhlak Tercela

Orang mencari kesenangan dan keberuntungan dalam kehidupan dunia pada zaman seka-rang beraneka ragam caranya, namun disayangkan pada umumnya mereka tidak mau tahu apakah yang dilakukan halal atau haram, yang penting berhasil dan memuaskan nafsunya Mereka selalu berfikir, bagaimana memuaskan kesenangan atau mencari keuntungan dengan mudah dan cepat tanpa jerih payah.

A. Mabuk-mabukan
1. Pengertian Mabuk-mabukan
Menurut KBBI, mabuk-mabukan diartikan membuat diri mabuk secara berlabih-lebihan sehingga hamper setiap malammembuat gaduh ataupun ricuh yang dapat mengga nggu kenyamanan lingkungan masyarakat.
Secara istilah mabuk-mabukan dapat diartikan sebagai aktivitas meminum,mema-kan, menghirup, ataupun menghisap secara berlebihan bahan-bahan (material) dalam jum lah tertentu dapat membuat pelakunya mabuk.

2. Bentuk Mabuk-mabukan
Mabuk-mabukan kebiasaan buruk yang dapat merusak masa depan umat manusia dan menjadi pintu gerbang munculnya berbagai perilaku keji dan mungkar yang dilaku-kan manusia. Agama Islam mengharamkan minuman keras sebagai mana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah: 90-91 yang sebagai berikut:

90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.


3. Akibat Negatif Mabuk-mabukan
Semua minuman ataupun makanan yang beralkohol juga termasuk khamer. Istilah alakohol sebenarnya berasal dari kata Arab alkhul yang berarti saripati atau inti sari. Peng gunaan etanol dalam kehidupan sehari hari tidak berbahaya, tetapi tetap akan menyebab-kan kematian apabila masuk tubuh dalam keadaan murni dan jumlah tertentu.
Sudah diketahui umum bahwa semua miras itu jika diminum dalam jumlah yang cukup banyak bias membuat orang mabuk, bahkan jika diminum banyak sekali bisa ping-san dan tidak ingat akan lingkunganya, sedangkan untuk jangka panjangnya akan menye-babkan kerusakan organ fisik bagian dalam (jantung, paru-paru, ginjal, dan liver).

4. Upaya menghindari Mabuk-mabukan
Setiap orang berkewajiban untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari pe-nyakit yang disebabakan pengaruh mabuk-mabukan. Mabuk-mabukan itu dapat merusak mental seperti penyakit ingatan. Mabuk-mabukan yang sedah jelas dapat menggangu ke-setabilan jasmani dan rohani menjadi sebab hati seorang bertambah jauh dari mengingat Alloh, hati menjadi gelap dan keras sehingga mudah sekali berbuat apa yang menjadi lara ngan Alloh.

B. Berjudi
1. Pengertian Berjudi
Menurut KBBI, berjudi diartikan mempertaruhkan sejumlah uang atau harta diper mainan tebakan berdasarkan kebutuhan dengan tujuan menndapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar dari pada jumlah uang atau harta semula.
Dapat di simpulkan bahwa berjudi adalah suatu aktivitas yamg direncanakan atau pun tidak dengan melakukan dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan taruhan yang tidak dibenarkan,bagi yang menang diuntungkan dan yang kalah dirugikan.

2. Bentuk-bentuk Berjudi
Dadu
Kartu Remi
Lotre
Semua permainan yang melupakan ibadah
Menjual benda yang belum jelas
Menyabung Binatang
Permainan yang merusak badan

3. Akibat Negatif Berjudi
Menurut Ibnu Qotadah, pada zaman jahilyah pemain judi bertaruh dengan menye-rahkan istri dan hartanya. Ketika mereka kalah kemudian duduk termenung susah karena kehilangan istri dan hartanya pindah menjadi milik orang lain, akhirnya timbul permusu-han diantara orang yang bermain judi. Betapa besar bahaya perjudian bagi kehidupan pribadi dan social karena perjudian membawa akibat buruk bagi pelakunya.




4. Upaya Menghindari Berjudi
Menurut Ibnu Qoyim, apabila kita regu dalam memutuskan perkara, apakah perka ra ini haram atau haram, maka lihatlah dari aspek mudarat dan manfaatnya. Jika madarat nya lebih banyak, mustshil Alloh memerintahkan atau menghalalkanya.

C. Zina
1. Pengertian Berzina
Menurut KBBI, berzina diartikan perbuatan bersenggama antara laki-laki dengan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan. Berdasarkan pendapat berbagai ulama, zina adalah melakukan hubungan seksual antara laki-laki dengan perempuan yang bukan suami isteri dan bukan pula budaknya.

2. Bentuk-bentuk Berzina
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Zina Mukhson
Yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah nikah secara sah. Hukumannya adalah dirajam.

Zina Ghoiru Mukhson
Yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah. Hukumanya adalah didera.

Hukuman zina dapat dijatuhkan apabila pelakunnya sudah balig,dan berakal, per-buatan zinz dilakukan atas kemauan sendiri (tidak dipaksa), dan pelakunya mengetahui bahwa zina merupakan perbuatan yang dilarang Alloh.

3. Akibat Negatif Berzina
Akibat yang paling fatal bagi semua orang yang berzina adalah akan terjangkitnya penyakit AIDS. Penyakit kelamin yang menyengsarakan fisik, mental, social. Secara fisik biologis, seseorang yang terinfeksi firus HIV akan kehilangan system kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara berlahan.
Sebenarnya, kalau dicermati hadis Rosululloh saw, berikut ini merupakan peringa tan keras bagi orang yang berperilaku menyimpang dan bahayanya berbuat zina.

“Apabila perbuatan zina (pelacuran, pergaulan bebas) sudah meluas di masyarakat dan dilakukan secara terang-terangan (dianggap biasa), maka infeksi dan penyhakit yang mematikan yang sebelumya tidak terdapat pada zaman nenek moyang akan menyebar di antara mereka.”




4. Upaya Menghindari Berzina
Sesungguhnya setiap keluarga harus menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah tangga. Jangan sampai dalam kehidupan keluarga terdapat salah seorang dalam anggota keluara yang dengan leluasa melacurkan diri atau melakukan pergaulan bebas. Apabila dalam rumah tangga terdapat seorang remaja, maka harus dibina agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
Setiap keluarga memiliki kewajiban untuk mencurahkan kasih sayang terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah.Dengan kasih sayang memadai,maka akan dapat mengarahkan setiap genarasi untuk konsisten menjaga dirinya dengan teguh. Setiap muslim berkewajiban menjaga akhlak islamiyah yang akan mengangkat harkat dan marta bat manusia di hadapan sesame dan sang Khalik.

C. Mencuri
1. Pengertian Mencuri
Menurut KBBI, mencuri diartikan mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah.biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Secara istilah ialah mengam- bil milik orang lain untuk dijadikan milik sendiri dengan cara yang tidak sah, baik menu-rut hokum agama maupun hokum adat.

2. Bentuk-bentuk Mencuri
Syariat Islam sangat melindungi hak perorangan, kelompok sampai merugikan Negara. Alloh telah menetapkan hukuman bagi pelakuv pencurian yang telah memenuhi ketentuan hokum,Firman Alloh swt sebagai berikut:

38. Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

3. Akibat Negatif Mencuri
Mencuri sebagai perbuatan yang dilarang agama. Karena itu seorang yang terbuk-ti melakukan perbuatan mendapatkan hukuman di dunia dan di akhirat. Penentuan hukum ini menjadi peringatan bagi umat islam besar madarat yang ditimbulkan oleh perbuataan mencuri. Adapun akibat negative perbuatan mencuri, di antaranya sebagai berikut:

Menentang hokum Alloh
Mengabaikan norma masyarakat
Menyensarakan kehidupan pribadi dan keluarga
Meresahkan kehidupan masyarakat
Menjadi terbukanya pintu kejahatan





4. Upaya Menghindari Pencuri
Islam menanggulangi kasus masalah pencurian dengan cara mendidik dan mem-mersihkan jiwa manusia dengan akhlak yang luhur agar jangan memiliki hak orang lain.Di samping itu, Islam mengajak kaum muslimin agar giat bekerja mencari penghidu-pan, membenci pengangguran, dan mencela sifat kikir.

E. Konsumsi Narkoba
1. Pengertian Konsumsi Narkoba
Menurut KBBI, mengkonsumsi narkoba diartikan sebagai obat untuk menenang-kan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang.

2. Bentuk-bentuk Konsumsi Narkoba
Penyalahgunaan narkoba merupakan pola penggunaan yang bersifat patologis, yang berlangsung dalam jangka waktu tertentudan menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi social. Narkoba sangat membahayakan hidup manusia karena akan berpenga-ruh pada kondisi fisik dan mental emosional pendetita.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika telah dikemukakan berba gai jenis Narkotika yaitu sebagai berikut:

Tanaman Papaver somniferum L
Opium mentah
Opium masak
Opinium Obat
Morfina
Tanaman koka dan daunya
Kokain mentah

Islam tidak hanya mengharamkan narkoba, berbisnis narkoba juga diharamkan oleh agama Islam, sekalipun itu dilakukan dengan orang nonmuslim. Sejaka lima belas abad silam, Rosululloh saw telah memperingatkan bahaya narkoba ataupun miras bagi kelangsungan hidup manusia. Pada zaman moderen ini telah banyak dokter dan para ahli telah melakukan penelitian secara cermat dan mengakui kebe naran bahwa khamer sama sekali tidak boleh digunakan sebagai obat karena bisa menimbulkan berbagai kerusakan pada fisik maupun pada jiwa manusia.
Ulama sepaham bahwa tiap-tiap barang yang haram boleh digunakan pada suatu kondisi dan situasi yang benar-benar darurat (terpaksa), namun yang boleh digunakan itu hanya seperlinya saja, tidak boleh melebihi batas ketentuan, apalagi berlebihan.

Akhlak Dalam Pergaulan Remaja

Akhlak Dalam Pergaulan Remaja


Masa remaja merupakan masa persiapan untuk menjadi dewasa yang matang dan sehat. Masa ini biasanya diikuti keguncangan emosi, kebimbangan dalam mencari pegang an hidup, serta kesibukan mencari bekal pengetahuandan kepandaian untuk menjadi senja ta pada usia dewasa.

A. Pengertian Masa Remaja
Masa remaja sebagai masa pencarian identitas diri, sebelum memasuki masa rema ja, seorang anak akan memasuki masa peralihan antara usia 9-13 tahun. Masa ini juga dikenal dengan masa puberitas. Pada masa puberitas, setiap orang memiliki dorongan kuat untuk mengaktualisasikan diri menurut jenis kelamin untuk mendapatkan pengakuan sebagai penegasan identitas diri. Secara fisik masa remaja (12-13) tahun sedang dalam masa pertumbuhan yang sangat pesat.
B. Perkembangan Emosi Masa Remaja
Produksi hormone dan keadaan hormon yang meningkat akan menyebabkan labil nya emosi remaja. Akibatnya, banyak terjadi gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan yang melanda remaja. Beberapa keadaan emosi pada usia remaja yang paling menonjol dapat di kemukakan sebagai berikut:

Gangguan jiwa berat
Gangguan kepribadian
Menantang dan melaan tatanan
Mencari perhatian
Butuh akan cinta
Terikat dengan kelompok
Ingin tahu akan mencoba
Mencari figure idola

C. Nilai Negatif Pergaulan Remaja
Remaja yang pada hakikatnya sedang sibuk berjuang dari dalam itu jika dihadap kan pula pada dunia luar dan lingkungan yang kurang serasi, penuh kontradiksi serta penuh ketidakstabilan. Akibatnya, mereka akan mudah jatuh pada kesengsaraan batin, hi- dup dalam kecemasan, ketidak pastian, dan kebingungan. Hal seperti ini telah menyebab-kan remaja-remaja jatuh pada kelainan kelakuan yang membahayakan bagi dirinya sendi-ri atau orang lain.

Setiap remaja harus mewaspadai perilaku negative berikut:
Suka keluyuran,menghabiskan waktu tanpa agenda yang jelas
Bermalas-malasan dan suka menunda atau meringankan pekerjaan
Tagu-ragu dan cenderung bimbang menghadapi kehidupan
Sering mengecilkan kemampuan dan potensi diri sendiri
Mementingkan bermain ataupun santai dari pada belajar
Mudah larit dalam berbagai kesenangan tanpa perhitungan

D. Akhlak dalam Pergaulan Remaja
Dalam pergaulan sehari-hari di tengah masyarakat seorang remaja harus memiliki pegangan yang kukuh. Di antara prinsip-prinsip yang harus dikembangkan adalah:

Mampu mengontrol dan membawa diri dalam semua situasi
Mencari kawan yang baik dan dapat memotivasi untuk mengembangkan potensi
Mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap semua tugas yang diemban dan sehingga dapat mempersiapkan masa depan yang gemilang.
Tidak mudah larut dalam kesenangan dan pergaulan yang bebas karena kebiasaan ini akan menguras segala kemampuan dan dapat menghancurkan masa depan.

Secara factual harus diakui bahwa dalam kehidupan remaja terdapat beberapa hal khusus yang perlu mendapat perhatian. Di samping ketentuan umum tentang hubu ngan bermasyarakat, beberapa hal khusus itu antara lain:

Mengucapkan dan menjawab salam
Berjabat tangan
Kkalawat (berdua-duaan antara pria dan wanita)
Mencari teman yang baik

E. Membiasakan Akhlak Remaja
Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang bertakwa. Dengan akhlak yang baik, pelakunya akan terangkat ke derajat yang ter-tinggi. Tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang muslim dihari kiamat nanti dari pada akhlak yang baik.

. Pengarahan yang tapat ialah dengan mengikuti contoh konkret lewat keteladanan Rosululloh saw. Dengan dukungan orang tua dan pendidikan formal, insya Alloh akan memperkuat dasar akidah remaja sehingga dia akan siap terjun dalam pergaulan masyara-kat yang lebih luas. Dia biasa menjalankan tanggung jawabnya terhadap diri sendiri dan lingkunganya yang semuanya akan bermuara pada realisasi tanggung jawabnya kepada Alloh swt.